Rabu, 24 November 2010

cobit pada kereta api indonesia

PT. KERETA API INDONESIA
BERBASIS FRAMEWORK COBIT


COBIT dikembangkan sebagai suatu generally applicable and accepted standard for good Information Technology (IT) security and control practices . Istilah “ generally applicable and accepted ” digunakan secara eksplisit dalam pengertian yang sama seperti Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Pembahasan ini mencoba memberikan suatu usulan model Tata Kelola TI untuk PT. Kereta Api (Persero) dengan mengacu kepada standar COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology).
COBIT’s “good practices” mencerminkan konsensus antar para ahli di seluruh dunia. COBIT dapat digunakan sebagai IT Governance tools, dan juga membantu perusahaan mengoptimalkan investasi TI mereka. Hal penting lainnya, COBIT dapat juga dijadikan sebagai acuan atau referensi apabila terjadi suatu kesimpang-siuran dalam penerapan teknologi.
COBIT merupakan model standar Tata Kelola TI yang telah mendapatkan pengakuan secara luas. Standar COBIT digunakan karena memiliki kompromi yang cukup baik dalam keluasan cakupan pengelolaan dan kedetilan proses-prosesnya dibandingkan dengan standar-standar lainnya. Penelitian ini difokuskan pada dua domain utama COBIT, yaitu Planning and Organisation (PO) dan Acquisition and Implementation (AI). Untuk mengimplementsikan COBIT PT KAI pertama kita harus mengetahui visi dan misi PT KAI, Selanjutnya dilakukan identifikasi management awareness terhadap fungsi aset TI yang dimilikinya dalam mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan melalui kuesioner. Dari kedua data tersebut, maka dapat ditentukan target kematangan (expected maturity level) yang sesuai untuk PT. Kereta Api (Persero). selanjutnya dilanjutkan dengan melakukan penilaian current maturity level melalui kuesioner dan wawancara kepada responden yang terkait pengelolaan TI. Data expected dan current maturity level masing-masing proses TI kemudian dianalisis untuk melihat gap yang ada, dan selanjutnya ditentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi gap tersebut.
Dari hasil yang diketahui dari beberapa sumber yang telah diketahui, bahwa ekspektasi manajemen PT. Kereta Api (Persero) terhadap TI yang dimilikinya dalam menunjang proses bisnis perusahaan ternyata sangat tinggi. Sebanyak 94,12% proses TI COBIT pada domain PO dan AI diharapkan untuk dilakukan di PT. Kereta Api (Persero). Dengan melihat visi dan misi, tujuan perusahaan, serta target penerapan TI yang tercantum dalam Master Plan TI PT. Kereta Api (Persero), dapat disimpulkan bahwa pengelolaan TI di PT. Kereta Api (Persero) haruslah memiliki tingkat kematangan (maturity level) pada skala 4 (managed and measurable).
Pada pengukuran kematangan proses TI di PT. Kereta Api (Persero), terlihat bahwa 37,50% proses TI COBIT domain PO dan AI telah berada pada tingkat kematangan 4 (managed and measurable), dan 62,50% memiliki kematangan pada skala 3 (defined process). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar proses masih memiliki gap yang harus diatasi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi gap tersebut telah diuraikan dalam penelitian ini. Analisis gap dari level 3 ke level 4 secara umum berkisar pada proses pendefinisian kebijakan untuk seluruh aktifitas terkait TI di PT. Kereta Api (Persero) dan dilanjutkan dengan pendokumentasiannya.

Proses selanjutnya adalah melakukan review secara berkala terhadap kebijakan atau prosedur yang telah disusun agar selalu sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal PT. Kereta Api (Persero).
Pengelolaan TI yang disertai perencanaan dan penetapan ukuran-ukuran yang jelas sejak awal seperti yang dibentuk dengan menggunakan standar COBIT akan memastikan suatu pengelolaan yang efektif dan efisien, dan menjadikan aset TI yang dimiliki menjadi penunjang utama tercapainya visi dan misi PT. Kereta Api (Persero) yang telah ditetapkan.
Selama beberapa periode IT mampu memberikan keunggulan kompetitif
IT sama halnya dengan teknologi lain yang terlebih dahulu ada seperti mesin uap dan jalur kereta api, telegraf dan telepon serta teknologi lainnya yang disempurnakan oleh industri. Ketika ketersediaan IT meningkat dan harga turun, mereka berubah menjadi suatu komoditas/sumber daya dan tidak terlihat sebagai sebuah strategi.
Oleh karena itu hal-hal yang harus dilakukan manajemen Pt KAI antara lain:
1.Melakukan evaluasi ulang untuk menyegarkan siklus IT.
2.Menahan diri melakukan upgrade IT yang biasanya ditawarkan vendor.
3. Mengurangi pemborosan. Estimasi Computerworld bahwa sekitar 70% kapasitas penyimpanan pada jaringan berbasis Windows digunakan menampung hal-hal yang kurang penting bagi perusahaan.
4. Melakukan penundaan investasi IT hingga terbentuk standar dan best practice yang mapan.
5. Lebih agresif dalam melakukan kendali terhadap biaya dan resiko yang ditimbulkan IT disbanding keunggulannya.
6. Memantau perkembangan teknologi untuk menjadi fast-follower daripada mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk menjadi first mover tetapi tidak mendapatkan keuntungan yang berarti.

Teknologi informasi (TI) telah berkembang menjadi suatu teknologi yang sangat membantu bahkan menentukan tingkat kinerja sebuah perusahaan. Dengan bantuan TI, proses kerja atau proses bisnis yang terjadi di dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Namun di sisi lain, disamping harus sejalan dengan tujuan bisnis, penerapan TI memerlukan biaya investasi tinggi dengan resiko kegagalan yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme Tata Kelola TI (IT Governance) yang menyeluruh dan terstruktur dari mulai perencanaan hingga pengawasannya. Penelitian ini mencoba memberikan suatu usulan model Tata Kelola TI untuk PT. Kereta Api (Persero) dengan mengacu kepada standar COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology).
COBIT merupakan model standar Tata Kelola TI yang telah mendapatkan pengakuan secara luas. Standar COBIT digunakan karena memiliki kompromi yang cukup baik dalam keluasan cakupan pengelolaan dan kedetilan proses-prosesnya dibandingkan dengan standar-standar lainnya. Penelitian ini difokuskan pada dua domain utama COBIT, yaitu Planning and Organisation (PO) dan Acquisition and Implementation (AI).
Metodologi penelitian dilakukan dengan melalui studi pustaka dan identifikasi visi dan misi PT. Kereta Api (Persero) dari Master Plan TI PT. Kereta Api (Persero). Selanjutnya dilakukan identifikasi management awareness terhadap fungsi aset TI yang dimilikinya dalam mendukung tercapainya visi dan misi perusahaan melalui kuesioner. Dari kedua data tersebut, maka dapat ditentukan target kematangan (expected maturity level) yang sesuai untuk PT. Kereta Api (Persero). Penelitian kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian current maturity level melalui kuesioner dan wawancara kepada responden yang terkait pengelolaan TI. Data expected dan current maturity level masing-masing proses TI kemudian dianalisis untuk melihat gap yang ada, dan selanjutnya ditentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi gap tersebut.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ekspektasi manajemen PT. Kereta Api (Persero) terhadap TI yang dimilikinya dalam menunjang proses bisnis perusahaan ternyata sangat tinggi. Sebanyak 94,12% proses TI COBIT pada domain PO dan AI diharapkan untuk dilakukan di PT. Kereta Api (Persero). Dengan melihat visi dan misi, tujuan perusahaan, serta target penerapan TI yang tercantum dalam Master Plan TI PT. Kereta Api (Persero), dapat disimpulkan bahwa pengelolaan TI di PT. Kereta Api (Persero) haruslah memiliki tingkat kematangan (maturity level) pada skala 4 (managed and measurable).
Pada pengukuran kematangan proses TI di PT. Kereta Api (Persero), terlihat bahwa 37,50% proses TI COBIT domain PO dan AI telah berada pada tingkat kematangan 4 (managed and measurable), dan 62,50% memiliki kematangan pada skala 3 (defined process). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar proses masih memiliki gap yang harus diatasi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi gap tersebut telah diuraikan dalam penelitian ini. Analisis gap dari level 3 ke level 4 secara umum berkisar pada proses pendefinisian kebijakan untuk seluruh aktifitas terkait TI di PT. Kereta Api (Persero) dan dilanjutkan dengan pendokumentasiannya. Proses selanjutnya adalah melakukan review secara berkala terhadap kebijakan atau prosedur yang telah disusun agar selalu sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal PT. Kereta Api (Persero).
Pengelolaan TI yang disertai perencanaan dan penetapan ukuran-ukuran yang jelas sejak awal seperti yang dibentuk dengan menggunakan standar COBIT akan memastikan suatu pengelolaan yang efektif dan efisien, dan menjadikan aset TI yang dimiliki menjadi penunjang utama tercapainya visi dan misi PT. Kereta Api (Persero) yang telah ditetapkan.

akuntansi

AKUNTANSI UNTUK PELAYANAN PUBLIK

Akuntansi selama ini diinterpretasikan sebagai

The art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions and events which are, in part at least, of a financial character, and interpreting the results thereof (Hendriksen, 1992, p.2)

Fungsi pencatatan amat dominan dalam peran akuntansi. Yang dalam kaitan dengan hal ini, akuntansi dieksplorasi sebagai buku catatan harian suatu organisasi. Posisi ini menjadikan akuntansi sebagai penghasil database yang kuat bagi suatu analisa dan pengambilan keputusan. Ini berarti akuntansi dasarnya lebih berfungsi sebagai database pelaksanaan pelayanan publik.

TANTANGAN PELAYANAN PUBLIK

Konsep tanggungjawab kolektif, pentingnya pengendalian secara demokratis, dan perhatian terhadap warga lain telah amat menurun setelah 1997. Dampak krisis ekonomi yang beruntun ke bidang kebudayaan, sosial dan psikologi masyarakat, telah menyebabkan turunnya tingkat kesehatan dan pendidikan. Meningkatnya defisit pemerintah ke angka delapan puluh dua triliyun pada tahun ini, menandakan semakin menurunya efisiensi pelayanan publik (Kedaulatan Rakyat, 14 April 2001,h.). Pemotongan anggaran diberbagai sektor dan lambatnya proses privatisasi dan deregulasi menunjukkan tak terpenuhinya berbagai kepentingan masyarakat (Tempo, edisi 9-15 April 2001,h.116-117). Sehingga dalam realitasnya, kebutuhan sosial, demokratisasi dan keadilan semakin tidak terpenuhinya.

Pergerakan pekerja yang terjadi di berbagai perusahaan, seperti di PLN dan Telkom, telah menunjukkan semakin cemasnya anggota masyarakat tentang kesejahteraan mereka (Tempo, edisi 12-18 April 2001,h.108). Pada saat yang sama, kecemasan ini belum terjawab dengan konsensus politik antar berbagai elite dan partai. Permasalahan upah minimum telah menyebabkan konflik terbuka antar pekerja dan manajemen. Berbagai perusahaan telah menyatakan pelipatan biaya produksi akibat tak stabilnya rupiah dan tuntutan kenaikanupah. Ini menandakan masyarakat tatapn akan menjadi penanggung berbagai kebijakan perusahaan.

Berdasarkan berbagai data Serikat Buruh Seluruh Indonesia dan penelitian yang dilakukan di PPA FE UGM, ada empat agenda besar dalam pergerakan pekerja (Bastian, 2001) :

  • Keinginan untuk merubah dan memodifikasi kondisi produksi. Perubahan ini diharapkan menghasilkan demokratisasi dalam bekerja, penggunaan sumber daya yang lebih baik, maksimisasi surplus untuk tujuan sosial.
  • Menjamin pajak keuntungan dan usaha dipergunakan untuk program-program pembangunan.
  • Distribusi pengeluaran negara yang lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial secara merata dalam artian peringkat kemakmuran, ras dan gender.
  • Restrukturisasi organisasi, manajemen dan proses pelayanan publik.

Perubahan di atas menandakan adanya perubahan nilai tuntutan masyarakat. Ini tentunya selaras dengan perubahan dari orde baru ke orde reformasi. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah masalah kepemilikan perusahaan negara dan perusahaan daerah. Sebagai agen pelaksana pelayanan publik, permasalahan yang telah dihadapi adalah (PPA,1999) :

  • Kurangnya investasi dalam infrastruktur
  • Krisis akibat lemahnya stabilitas keuangan makro ekonomi, yang beruntun ke stabilitas perusahaan
  • Kebutuhan investasi besar untuk eksplorasi alam

Kondisi di atas muncul akibat alasan-alasan berikut ini:

  • Semakin besarnya proporsi untuk pihak investor negeri (Bastian,1999).
  • Diversifikasi investasi asing perlu dilakukan, akibat semakin kompetitifnya perburuan modal investasi luar negeri.
  • Munculnya berbagai keinginan pihak swasta asing dan dalam negeri untuk berbagai resiko, beban keuangan dan fasilitas pinjaman.
  • Berbagai perusahaan swasta menginginkan adanya saham pemerintah, namun sering tidak menerima dan lebih menguntungkan melalui kontrak penyediaan jasa.

Terkait dengan berbagai perubahan yang diungkap diatas, peranan negara dalam pelayanan publik mulai diperdebatkan. Nilai komersial, praktik usaha dan kekuatan pasar amat diperhatikan sebagai faktor yang dominan dan penentu kesuksesan operasional pelayanan publik yang beroperasi maksimal semakin kental (PPA,1999), seperti:

  • Barang dan jasa sosial seperti lampu jalan, jalan, pertahanan dan hukum tidak akan dapat diproduksi apabila dilepaskan ke mekanisme pasar.
  • Pelayanan kesehatan dan pendidkan tidak akan dapat dilaksanakan dengan harga yang layak.
  • Beberapa jasa dan barang akan diproduksi berlebihan apabila tidak diatur secara integral.
  • Beberapa barang dan jasa sengaja tidak diproduksi secara cukup akibat strategi monopoli pasar.

Secara umum, masyarakat sebenarnya mengakui fungsi pemerintah sebagai penyedia barang publik; penyedia fasilitas publik seperti kesehatan, pendidikan dan perumahan; pengeluaran pemerintah yang sesuai dengan pendapatan; dan pelayanan ekonomi secara umum. Secara politik dan ekonomi, pengeluaran publik dapat diklasifikasikan dalam:

  • Investasi sosial – proyek dan pelayanan yang meningkatkan produktivitas tenaga kerja
  • Konsumsi sosial – proyek dan pelayanan yang merendahkan biaya reproduksi dari tenaga kerja
  • Pengeluaran sosial – proyek dan pelayanan yang diisyaratkan untuk memastikan stabilitas sosial

Sehingga peranan pemerintah dapat diinterpretasikan sebagai pengambil kebijakan tentang:

  • Skala pelayanan – universal atau segmentasi
  • Metode penydiaan – oleh perusahaan negara atau swasta melalui kontrak
  • Regulasi yang dibutuhkan
  • Intervensi terhadap ekonomi lokal dan regional, industri khusus dan perusahaan tertentu
  • Sumber keuangan – tipe dan tingkat perusahaan dan pajak individual

Pemahaman diatas menyebabkan dilakukannya evaluasi pelayanan publik yang terjadi di Indonesia (idem.):

  • Keterbatasan rentang pelayanan yang bisa diberikan, seperti batasnya sambungan saluran telepon, besarnya kuantitas air dan kualitas jalan raya
  • Dorongan yang kuat terhadap perusahaan negara untuk mengikuti kriteria pasar
  • Manajemen perusahaan negara dan badan sektor publik sering dituntut untuk mengikuti perkembangan metode mutakhir yang umumnya dipraktikan diswasta
  • Monitor dan evaluasi prestasi, target dan identifikasi tujuan sosial amatlah sulit, dan hal ini seringkali disebabkan oleh keengganan manajemen untuk mengeluarkan data yang terkait
  • Kurangnya pengendalian secara demokratis oleh pekerja dan konsumen
  • Terjadinya pencarian modal untuk memaksimasi keuntungan
  • Masih berbedanya penghargaan terhadap ide, sikap dan pengalaman pekerja antar organisasi sektor publik dan organisasi swasta.

Namun demikian ada berbagai manfaat lebih dari organisasi sektor publik dibanding organisasi swasta :

  • Rentang pelayanan luas dengan biaya yang lebih murah
  • Distribusi yang lebih merata
  • Kerangka hubungan pekerja dan manajemen lebih bersifat kekeluargaan dan permanen

Manfaat tersebut di Indonesia ternyata masih minimal dibanding dengan kekurangannya. Oleh sebab itu, berbagai tuntutan muncul untuk mengubah orientasi peranan organisasi sektor publik. Ada beberapa alasan untuk mengubah orientasi pelayanan publik :

  • Beberapa organisasi swasta dianggap lebih efisien dibanding organisasi sektor publik
  • Kekuatan pasar dan kompetisi akan meningkatkan pilihan dan mengurangi biaya pelayanan, sementara itu tuntutan pengembangan kualitas menjadi lebih besar.
  • Sektor dan pasar yang kompetitie lebih cepat tanggap pada pilihan konsumen dan kondisi perubahan permintaan dan penawaran
  • Pemerintah terlalu besar dan boros, sehingga pemerintah lebih baik berperanan sebagai regulator.
  • Mengurangi ketergantungan pada pemerintah dengan meningkatkan partisipasi masyarakat melalui mekanisme pasar dan inisiatif individual.

RESTRUKTURISASI PELAYANAN PUBLIK

Beberapa kebijakan pemerintah selama dua-tiga tahun terakhir ini telah mengarahkan ke perubahan kebijakan pelayan publik. Perubahan pekerja, konsumen dan masyarakat mulai diarahkan untuk mencapai titik temu perubahan publik. Proses restrukturisasi telah dijadikan momentum untuk menemukan keseimbangan yang baru (Osborne & Gabler, 1993).

Proses restrukturisasi harus diawali dengan proses penciptaaan kondisi. Landasan yang kuat harus dipersiapkan. Dan konsep ini harus diterima oleh para pekerja di sektor publik, masyarakat, lembaga-lembaga internasional dan kaum profesi/asosiasi. Proses pencptaan kondisi akan mengurangi tanggapan negatif ketika kebijakan publik diterapkan.

Pertama, mengkampanyekan tanggungjawab pribadi anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perorangan. Pemerintah hanya akan berfungsi sebagai fasilitator akibat ketidakefisienan dan kelambanan selama ini (Bastian, 2000). Sektor swasta di Indonesia dalam beberapa industri menunjukkan prestasi positp, efisien dan mengembangkan pilihan melalui mekanisme pasar (PPA, 1999).

Kedua, permasalahan ekonomi ditandai oleh kejarangan sumber daya dibanding kebutuhan yang ada. Krisis atau kegagalan dalam penyediaan kebutuhan sering kali ditimbulkan, untuk membuka berbagai peluang penerapan metode baru (Whitfield, 1992). Krisis Sumberdaya, pengeluaran publik dikurangi, inflasi tinggi, dan pengelolaan keuangan yang terpusat, merupakan pertanda penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Klaim tersedianya dana seringkali merupakan produk pernyataan politik, daripada pernyataan keuangan. Krisis keuangan diciptakan melalui overspeding. Krisis kepercayaan, kritik terhadap pemborosan dan korupsi terhadap pemerintah selama dua tahun terakhir ini menandakan krisis kepercayaan publik terhadap pelayanan publik. Berbagai kampanye melawan kebijakan penaikan harga dan keluhan pelayanan sudah menjadi ciri khas fasilitas transportasi, kesehatan, pendidikan dan utilitas. Krisis pelayanan dan Manajemen, berbagai krisis kepercayan telah mengakibatkan pemotongan anggaran dan pertumbuhan pelayanan publik. Akibatnya semangat kerja dan berbisnis dengan berbagai lembaga sektor publik menjadi amat berkurang. Bahkan beberapa perusahaan negara mulai di tuntut oleh berbagai partner asing (PLN dan PT TELKOM) (Kedaulatan Rakyat, 13 April 2001, h.1).

Ketiga, mempromosikan alternatif peranan swasta dalam penanganan pelayanan publik. Ini akan berimplikasi pada konsumen dan pekerja, sekaligus mempengaruhi bentuk dan fungsi negara dalam perekonomian. Alternatif tersebut dapat di rinci: menyertakan swasta untuk ikut dalam kontrak pelayanan, menyertakan pihak lain untuk memperluas rentang pelayana, memecahkan upah minimum, mengembangkan pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui kreasi kontraktor, mengembangkan bentuk kontrak untuk peningkatan pengendalian produktivitas, dan memecah kekuatan serikat pekerja melalui kontrak yang beragam.

Tabel 1

Strategi Pengembangan Kultur Kontrak

  • Pelayanan Produksi
  1. Kompetitive kontrak pelayanan yang akan meningkatkan rentang pelayanan
  2. Mengatur ulang peranan klien – kontraktor
  3. Inovasi pasar internal di dalam proses pelayanan publik
  4. Menyertakan berbagai pihak dalam competitive tendering
  5. Yang terpenting adalah kualitas pelayanan, bukan lembaga /agen
  • Pelayanan konsumsi
  1. Prestasi dan kualitas di tentukan dengan kontrak konsumen
  2. Pemberdayaan konsumen dan penelitian pasar
  3. Strategi konsumen membayar untuk meningkatkan penyelenggaraan kebutuhan

Keempat, partisipasi pelayanan swasta seperti di industri rumah sakit, harus didukung peraturan pemerintah. Bahkan dalam beberapa hal, terutama penelitian dan pengembangan, masih perlu dibantu dengan dana publik.

Kelima, kerjasama antar swasta dan publik harus di kembangkan dalam bentuk joint venture, BOT dan partnership. Bentuk–bentuk kerjasama ini harus dilakukan melalui proses leleng yang disertai dengan dokumentasi rinci (….,2001,jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, h. ).

STRATEGI DASAR PERUBAHAN PELAYANAN PUBLIK

Dari penjelasan diatas, perubahan pelayanan publik akan dilandasai oleh strategi komersialisasi, komodifikasi dan konsumerisasi. Tiga strategi ini berbeda namun terkait satu dengan yang lainnya. Komersialisasi, pelayanan publik harus dikelola dari aspek organisasi, manajemen, dan pengendalian keuangan selaras dengan praktik yang ada disektor swasta. Pembedaan antar unit disektor publik mulai di kembangkan. Proses pembentukan pasar internal diciptakan di berbagai organisasi kesehatan, pendidikan dan pemerintahan daerah. Komoditi, pelayanan haruslah dikemas dan dipasarkan sebagai suatu komoditi. Penentuan harga dan tersedianya pelayanan diciptakan melalui proses kekuatan pasar. Konsumerisasi, hubungan antar organisasi sektor publik dan konsumennya sedang berubah selaras hubungan bisnis antar swasta dan konsumennya.

Proses perubahan akan meliputi berbagai tahap, antara lain peringkat yang berbeda, tujuan komersial, korporatisasi, reorganisasi, paket keuangan dan pemasaran. Rincian tehnik yang biasanya digunakan akan meliputi:

  • Penyusunan tujuan komersial: tahapan ini akan mendorong tujuan komersil dan target prestasi, perencanaan bisnis, penerapan akuntansi, kontrak pelayanan dan pembebanan kepada pemakai. Kriteria bisnis dan kekuatan pasar akan mendorong perbaikan kualitas pelayanan.
  • Korporatisasi: aktiva dan tanggung jawabditransfer dari departemen Pemerintah ke perusahaan negara. Proses ini telah dilakukan oleh Coopers dan Lybrand (1988) dengan menggantikan admnitrasi birokrasi dengan manajemen komersial , memfasilitasi target keuangan dan operasional dengan sistem akuntansi, mengurangi secara radikal pengaruh kepentingan politik, dan melakukan sentralisasi keputusan produksi.
  • Reorganisasi biasanya dilakukan melalui proses rasionalisasi. Dengan penutupan unit yang merugi, mengurangi ketidakefisienan aktivitas, investasi perlengkapan baru, dan penjualanaktiva dilakukan dengan tujuan untuk mempromosikan bentuk organisasi yang sederhana dan cepat bergerak di mekanisme pasar.

puisi-puisi

Ada Apa Dengan Cinta

Seperti bulan lelap tidur di hatiku
Yang bernding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya?

Meninggalkan hati untuk dicaci
Percaya…sampai darah ke lutut pun
Aku tak percaya

Lalu..rumput tersabit
Sekali ini aku lihat karya surge
Dari mata seorang hawa

Percaya…tak tahu
Ada apa dengan cinta ? dan..aku akan kembali
Untuk mempertanyakan cinta nya
Bukan untuknya,bukan untuk siapa
Tapi untuk ku, karena ku ingin kamu
Itu saja….

Hati di Atas Kertas

Ku lukis wajahmu di atas senja.
Ku ingin kau tahu rasa yang ada.
Temani air mata ku...
Hinggapi sepi-sepi...
Berikan bahagia...
Cinta ini akan membawa kita kembali menuai rindu.
Lama sudah kita bepisah.
Izinkanlah aku berbisik merdu.
Bahwa aku masih mencintaimu.

Keagungan-Mu

Seandainya bila Aku harus pulang..
aku ingin menyebut nama mu
untuk yang terakhir kali,
karena selama aku telah lalai
dan telah jatuh ke dunia yang sangat sangat hitam.
Di mana aku
oh di mana aku ini,
aku tidak tahu
bekal apa yang harus ku bawa pulang nanti
Ya tuhan selama ini hamba mencurangi waktu,
tidak pernah berpikir dengan hati yang jernih,
berakal dan penuh dengan keiklasan,
hamba hanya meninggi-niggi kan diri hamba
Ya tuhan
berikanlah hamba setetes karuniamu
agar hamba tidak lagi tersesat
kejurang yang hitam
dimana hamba hanya sementara saja berpijak didalam nya
YA tuhan
jika hamba memang harus pulang
berikanlah hamba setetes hidayah
agar hamba tidak lagi curang didunia mu ini
biarkan hamba membawa bekal setitik saja..
amal amal dan kebaikan
agar hamba tidak tersesat di alam yang berikutnya.

Ketika Termenung

di malam hening
termenung.......
dalam rengkuhan nista
kian larut makin menusuk
mungkinkah kan henti
dusta gantikan bijak
tuk sesali yang kelabu
saat enggan sebut namaMu
kini tersudut di pojok
tersandar di tembok rapuh
harus...harus...harus...
walau paksa tuk pilih
arah hidup yang hakiki
dalam restu Illahi

Bayang Kepastian

bubar.......
kala senyum merona indah
saat lamunkan bayangmu
henyak kaki mengejutkanku
sejenak dan tak lama

pudar.......
aku berdiri
ku kejar sribu bayang
entah pasti entah ilusi
tak bimbang akan sesal
tak ragu akan tangis
berjalan kesejuta arah
tuk temukan...
bayang kepastianmu

Maaf Tak Sampai

Aku termenung dikesunyian
menatap bulan dan bintang
alangkah indahnya malam itu
namun tak seindah hatiku
setelah kau pergi dan berlalu
meninggalkan hatiku yg sedang pilu

dan kini,
ku tak tau dimana dirimu
ketika ku butuhkanmu
engkau pergi tinggalkanku
namun_ketika kau butuh aku
aku pun pergi dari sisimu

baru ku sadari
bahwa ku telah menyakiti
ingin ku ucapkan ma af padamu
namun,ku tak pernah menemukanmu
mungkin kau telah hidup bahagia
dan lupa akan diriku
ku hanya dapat mohon kepada tuhan yg maha tahu
agar ku dapat bertemu kamu

Bimbang

Hatiku kian hari kian tak menentu
Bimbang, Sepi karna terus menunggu
Entah sampai kapan ku kan bertahan
Terus kupendam ataukah harus terungkapkan

Walau semua harus kulalui dengan tangisan
Walau semua harus kulalui dengan kesedihan
Walau aku ahrus teteskan air mata
Walau hatiku harus merasa terluka

Tapi ku yakin, di sana masih ada harapan
Harapan tuk gapai kebahagiaan
Ku yakin, masih tersisa sedikit cita
Tuk bisa hidup dan berjalan bersama

Kenangan

Telah lama...
kita saling mengenal dan saling memahami,
saling mengasihi dan saling berbagi cerita,
berbagi rasa dan berbagi canda..

Namun..
kau jatuhkan hatimu padanya..

Tak tau kah kau,
bahwa akulah..
yang lebih perduli dan lebih mengasihimu?

Tapi,
ku kan coba terima semua ini..

pergilah kasih..
raih semua keinginanmu tuk berada di sisinya..
raih semua impianmu..
ku kan biarkan rasa ini berada dalam hatiku..

kan ku obati sakit ne sendiri,
tampa kau disisiku..

Memori

satu kisah telah hadir menggantikan kenangan akan suatu kerinduan
satu kekosongan telah terisi oleh kerinduan akan suatu jawaban

waktu yang hadir,waktu yang pergi dan waktu yang akan kembali lagi seakan
menjadikan hidup ini laksana sinar mentari
hadir saat pagi menjelang
ada saat siang memancang
indah dikala senja
dan tenggelam saat malam memanggil

setetes embun di rona wajahmu
menampilkan indahnya sinar sang rembulan
kicauan burung menyanyikan suara ketenangan
walau berujung akan suatu pertanyaan

untaian kata yang terikat masa
menanti hening di kala senja
dan menanti peristirahatan saat beranjak tua

waktu adalah teman
waktu adalah musuh
ia juga adalah jawaban
ia juga adalah pertanyaan

maka bertemanlah dengan waktu dan kau akan tau betapa berharganya ia
dan jawaban pun akan engkau temui.

Malam yang Sunyi

Di malam yang kian hening
Di tengah dingin yang menusuk kulit
Membuat hati tak bisa bergeming
Menghadapi cobaan yang kian membelit

Di tengah malam yang sunyi
Di kegelapan yang kian sepi
Ku ingin teteskan air mata
Menghadapi kesedihan yang terus menerpa

Tapi kupercaya
Dialah satu-satunya yang Maha Kuasa
Yang bisa menentramkan jiwa
Menenangkan hati yang berduka

Aku tak ragu
Dialah satu-satunya yang Maha Tahu
Selalu terjaga dan tak pernah tertidur
Melindungi hamba-hamba-Nya yang bersyukur

Tinggal Kenangan

Malam yg begitu sepi
sunyi senyap tnpa penghuni
tanpa bintang tanpa bulan
semua tak menampakkan wujud nya

Aku duduk tersudut meratapi kisah cinta yang begitu pahit
kisah cinta yang hanya tinggal kenangan
kenangan yang sangat indah
kenangan antara kau dan aku

Ku sayang kau
ku cinta kau
ku rindu kau

Kau pergi tinggal kan smua rasa itu
kau pergi tinggal luka di hati ku
pergi jauh dan tak kan pernah kembali
tanpa perdulikan yang slalu merindukan mu

Akan kah rasa ini ku buang jauh
akan kah kenangan itu dapat mengobati ku
mengobati smua perih karena ku merindukan mu

Aku tak mengerti dengan smua ini
aku tak tau apa yg sudah terjadi
yang aku tau
aku tlah kehilangan dirimu


Kumpulan Pantun Nasehat


Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Hati-hati menyeberang
Jangan sampai titian patah
Hati-hati di rantau orang
Jangan sampai berbuat salah

Manis jangan lekas ditelan
Pahit jangan lekas dimuntahkan
Mati semut karena manisan
Manis itu bahaya makanan.

Buah berangan dari Jawa
Kain terjemur disampaian
Jangan diri dapat kecewa
Lihat contoh kiri dan kanan

Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat

Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding

Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah

Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan

Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan

Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju

Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana

Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci

Bunga mawar bunga melati
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya

Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati

Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.

Tiap nafas tiadalah kekal
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu manfaat